Seringkali ada pembaca yang menuliskan komentar di situs ini menyatakan bahwa dirinya adalah fotografer pemula yang bertanya mengenai kamera apa yang cocok untuknya. Mungkin istilah pemula (dari asal kata : mula / awal / beginner) dalam fotografi bisa dikaitkan dengan fotografer amatir / amateur, atau non profesional / non komersil dan bisa juga pemula diidentikkan dengan mereka yang sedang belajar (teori dan praktek) fotografi. Inipun belum termasuk mereka (yang bisa disebut pemula) yang membeli kamera hanya sekedar untuk urusan dokumentasi keluarga dan tidak mau dipusingkan soal istilah-istilah fotografi. Tulisan kali ini ditujukan untuk sekedar sharingpengalaman seputar aneka kesalahan yang biasa dilakukan oleh fotografer pemula.
Kamera digital sebagai sarana fotografi sering jadi tolok ukur / benchmark dalam menentukan kualitas hasil foto. Diyakini dengan semakin canggihnya kamera (diindikasikan dengan banyaknyasetting dan parameter) maka kamera akan memberi hasil yang lebih baik. Namun banyak yang tidak menyadari kalau kamera yang punya banyak setting akan membuka banyak kemungkinan salah dalam memilih setting yang sesuai, apalagi kamera digital punya setting yang lebih banyak dari sekedar shutter, aperture dan ISO. Ada baiknya anda juga membaca artikel ini sebagai pengantar tulisan kami ini.
Langsung saja, kenali dan evaluasilah aneka kesalahan umum yang biasa dialami oleh para fotografer pemula berikut ini :
- yang paling mendasar : kurang teori dan/atau praktek fotografi
- mendasar : salah menentukan nilai eksposur -> shutter, aperture dan ISO
- tidak jeli memperhitungkan pencahayaan saat itu, terkadang menurut mata kita masih cukup terang ternyata kamera menganggap sudah mulai gelap
- salah memutuskan penggunaan lampu kilat, kadang saat diperlukan kita justru lupa mengaktifkannya
- membiarkan lampu kilat dalam mode ‘Red Eye’ yang akan menyala beberapa kali sebelum memotret, sehingga akan menyebabkan kita ketinggalan momen (biasanya pada kamera saku)
- salah menentukan titik fokus yang diinginkan (bila kameranya bisa memilih titik fokus) sehingga mana yang tajam mana yang blur jadi terbalik
- tidak memakai format RAW saat memotret sesuatu momen yang amat penting
- terlalu percaya pada mode AUTO (berlatihlah memakai mode A/S/M bila ada)
- tidak memakai setting white balance yang tepat (misal harusnya flourescent tapi pilih WBtungsten)
- memakai pilihan metering yang tidak tepat (apalagi saat terang gelapnya objek foto tidak merata / area kontras tinggi)
- lupa memeriksa setting kompensasi eksposur (Ev) yang beresiko membuat foto jadi under / over-exposed
- tidak mengkompensasi eksposure (Ev) secara manual (ke arah plus atau minus) saat metering kamera memberi hasil yang tidak sesuai dengan keinginan kita
- tidak meluangkan waktu untuk melihat histogram (baik sebelum atau sesudah memotret) padahal di saat terik matahari, layar LCD kamera tidak lagi akurat untuk mengukur eksposure
- lupa mengaktifkan fitur image stabilizer (bila ada) saat diperlukan, seperti saat speed rendah atau saat memakai lensa tele)
- tidak berupaya mendapat sweet spot lensa saat perlu foto yang tajam (menghindari fokal lensa ekstrim dan stop down dari bukaan maksimal)
- tidak membawa baterai cadangan, khususnya yang berjenis AA/NiMH
- tidak mengaktifkan AF-assist beam/strobe saat low-light yang menyebabkan kamera kesulitan mencari fokus
- tidak sengaja menghapus sebuah foto (ups…)
- tidak memakai tripod saat memakai shutter lambat (dibawah 1/20 detik)
Adapun aneka kecerobohan dalam penggunaan kamera yang beresiko membuat kamera anda rusak diantaranya :
- tidak berhati-hati menjaga lensa dari sidik jari, cipratan air bahkan benturan (impact)
- lupa mematikan kamera saat mengganti lensa atau kartu memori
- membawa kamera dengan menggenggam lensanya (untuk DSLR dengan lensa ber-mountingplastik ini bisa mengundang resiko patah)
- memasang filter dengan memutarnya terlalu kuat (untuk lensa kit yang masih memakai sistemrotating lens seperti lensa kit Canon / Nikon 18-55mm) yang beresiko merusak motor di dalam lensa
- mengarahkan kamera anda ke matahari di siang hari bolong
- meniup debu yang menempel di sensor (maaf, air liur anda bisa terciprat ke sensor dan membuat masalah semakin runyam…) -> solusi, gunakan peniup debu yang tersedia khusus untuk kamera
Tentu saja hal-hal seperti ini perlu dicermati guna mencegah gagalnya foto-foto penting atau hingga rusaknya peralatan anda. Sayang kan saat peristiwa yang difoto ternyata hasilnya mengecewakan karena kita melakukan kesalahan yang tampaknya sepele tapi amat berpengaruh?
No comments:
Post a Comment